Harian Id. Faizal Assegaf selaku ketua progres 98 mengadakan polling terkait
pilihan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Melalui polling di Twitter miliknya, @faizalassegaf, pasangan capres cawapres Prabowo-Sandiaga memenangkan votetersebut.
Walau masih 5 hari lagi polling itu akan selesai, namun telah ad 45.024 akun yang memberikan suaranya.
Hasilnya 24 persen memilih Joko Widodo (Jokowi) – Ma’ruf Amin
Sebanyak 72 persen memilih Prabowo – Sandiaga, dan sisanya 4 persen memilih ragu-ragu atau golput.
Atas polling yang diadakannya, Faizal Assegaf memberikan komentar jika Prabowo-Sandiaga menggunakan mobilisasi untuk voting.
“Masih tersisa lima hari, bila tembus 95 persen baru saya percaya
Prabowo – Sandi unggul, sbb pendukungnya gunakan mobilisasi utk vote.
Hasil polling sementara: 1. Jokowi – Ma’ruf 23% 2. Prabowo – Sandiaga Uno 73% 3. Ragu-ragu-Golput 4% Total 41,720 pemilih. *FA*” tulis Faizal Assegaf.
Tweet dari Faizal ini pun mendapatkan balasan dari netizen yang kembali ia jawab.
@enny_endah: Maaf Bang saya sich ga percaya dg polling medsos (media sosial) @faizalassegaf: Anda sangat cerdas, patokan saya
95 persen, klu tdk tembus ke angka itu, saya ga percaya, sbb saya tau
tim kerja mrk emang lakukan mobilisasi vote.
Hal serupa pun juga terjadi pada polling yang diadakan oleh program
televisi Indonesia Lawyers Club (ILC) yang memenangkan Prabowo-Sandiaga.
Indonesia Kanal . Harta kekayaan bakal calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga S Uno mencapai Rp 5 triliun seperti yang terlampir dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Jumlah tersebut naik dari laporan terakhir pada September 2016 lalu, saat menjadi calon wakil gubernur (Cawagub) DKI Jakarta hanya sebesar Rp 3,8 triliun. Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mengatakan, jumlah kekayaan Sandiaga Uno wajar karena yang bersangkutan sudah lama berbisnis. “Ya, selama ini beliau dikenal sebagai pebisnis. Sudah lama, beliau bukan baru-baru ini saja dikenal sebagai pebisnis dan sukses. Jadi, kalau beliau punya kekayaan sejumlah itu dan sudah berkali-kali dilaporkan ke KPK dan tidak ada masalah,” ujar Hidayat di gedung parlemen, Jakarta Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu menambahkan, Sandi sebagai generasi muda Indonesia yang millenial dan sukses. Nah, kata Hidayat, tentunya sosok Sandi ...
Warta Jurnal . Bukan sekedar basa-basi, karena Pak Prabowo tahu apa yang dia tanyakan dan juga menanggapi setiap jawaban. Sesekali beliau mengangguk jika dianggapnya sudah benar, kadang juga kasih sedikit saran. Fully pay attention, menjaga eye contact dengan yang diajak bicara. Kelihatan sekali Pak Prabowo menguasai topik pembicaraan. Selesai dialog singkat tentang usaha ikan, beliau lalu menuliskan pesannya di buku yang hendak ditandatangani. Luar biasa, meski sudah “melayani” ratusan orang yang mengajak selfie, minta tanda tangan, ngajak ngobrol dan meminta saran ini itu, beliau masih tidak kehilangan perhatian sekecil apapun kepada para tamunya. Padahal, senja sudah mulai menghilang, petang sudah menjelang. Beliau mungkin sudah lelah, tapi tetap punya secuil waktu untuk memberikan perhatian sekecil apapun. Bukan sekedar melemparkan pertanyaan tebak-tebakan buat lucu-lucuan, tetapi pertanyaan dialogis yang bermanfaat. * * * Pekan lalu, teman saya cerita dia m...
Jurnal Akbar . Prabowo Subianto saat makan malam di Padepokan Garuda Yaksa, Bukit Hambalang, Bogor. Dalam suatu dialog, saya mencoba mengulik pemahaman beliau tentang Indonesia. Harap maklum, tahun 2013 dan pra Pilpres 2014–(hingga sekarang) setiap statement Prabowo selalu menjadi bahan ejekan. Ketika Prabowo berteriak soal NKRI Harga Mati beliau di cap ultra nasionalis. Ketika berbicara mengenai Bela Negara, beliau di cap fasis. Ketika juga berbicara mengenai Bhinneka Tunggal Ika–Prabowo dianggap kuno dan tidak kekinian. Kok sok memakai bahasa sansekerta, bukan bahasa Inggris seperti “I stand on de-onde” atau lain sebagainya. Hal yang entah mengapa disaat awal tahun 2017 ini juga malah sering dipakai tanpa tudingan seperti apa yang pernah ditujukan ke sosok Prabowo Subianto ini. Apalagi, dimataku ini–buku Kembalikan Indonesia (2004) dan Membangun Kembali Indonesia Raya (2009) (terakhir – Paradox Indonesia 2017) sangat luar biasa isinya. Isinya membelah o...
Comments
Post a Comment